Monday, 18 March 2019

Hubungan Islam dan Sains Bagi Umat Manusia

Al-Qur'an dan Sains

Hai sobat kampus, kali ini kita akan membahas terkait dengan Islam dan Sains. So simak sampai habis yak.
Hubungan Islam dan Sains tidak hanya lepas dari kemajuan dan kemunduran sains dalam peradaban Islam. Umat Islam sudah mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan umat islam sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia pada masa itu, umat Islam sudah menjadi pelopor dalam hasil penelitian tentang alam, sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental sainsatau ilmu kedokteran berdasarkan percobaan yang selanjutnya berkembang menjadi teknologi.

Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains seperti tercantum dalam QS Al-‘Alaq: 1-5 :
Surah Al-'alaq 1-5

Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya".

Iqra’ diambil dari asal kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama ini jika dilihat dari makna tafsir tidak menjelaskan apa yang harus dibaca manusia, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut ditujukan kepada bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk umat. Iqra’ mencangkup luas seperti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dijangkaunya.

Q.S. Ali-Imran: 190-191 :

Ali-Imran 190-191
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lanjut dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka".

Salah satu cara agar mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca dan mentadabburi ayat-ayat-Nya yang terlihat di seluruh alam semesta. Dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan  dan memikirkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan bagaimana pergantian siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda atas kebesaran Allah SWT.

Kemudian islam juga menempatkan orang yang beriman, berilmu, dan beramal shalih pada derajat yang tinggi dalam Q.S. Al-Mujadilah: 11 :

Al-Mujadila
Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Kedudukan orang-orang beriman jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang-orang kafir meski mereka memiliki kelebihan yang bersifat duniawi dari orang-orang beriman. Namun derajat orang-orang beriman yang berilmu akan menempatkan posisi yang jauh lebih baik lagi ketimbang orang yang hanya beriman saja. Hal tersebut dikarenakan hanya dengan ilmu saja, seseorang dapat mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil.


Share:
Lokasi: Banda Aceh, Banda Aceh City, Aceh, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Total Pageviews