Wednesday, 22 May 2013

ARTHROPODA (berbuku buku)



Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra adalah ruas , buku, segmen. Sedangkan podos adalah kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Hewan anggota filum Arthopoda banyak terdapat di sekitar kita, jadi jngan susah susah karena mereka ada di sekitar kita baik dirumah maupun di luar rumah.

Arthopoda ditemukan di mana-mana. Ada yang hidup di air tawar, air laut, di darat, menempel di pohon, terbang di udara. Ada pula yang menempel di tubuh hewan, dan ada pula yang menetap di kepala manusia. Jadi arthopoda ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit.
Umumnya arthropoda bernapas dengan trakea. Trakea menghantarkan oksigen langsung kejaringan dan sel.

Arthropoda sangat banyak jenisnya. Hampir 75% spesies organism di dunia ini termasuk filum arthropoda.

Berdasarkan perbedaan-perbedaan bagian tubuhnya, arthropoda dibagi menjadi 4 clas yaitu:

1. Kelas Crustacea

Crustacea (kelas udang) memiliki anggota  sebagian besar banyak yang hidup di air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Contoh Crustacea adalah udang, kepiting, dan yuyu.

a. Struktur dan Fungsi Tubuh

Kepala- dada (sefalotoraks)
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian pokok, yaitu kepala dada yang menyatu dan badan belakang atau perut. Setiap ruas tubuhnya terdiri atas sepasang kaki. Pada bagian perut memiliki 5 pasang kaki renang. Pada kepala-dada bagian depan terdapat sepasang antenna (sungut), sepasang rahang atas, dan sepasang rahang bawah. Di bagian kepala-dada juga ada 5 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki capit (keliped/cheliped) dan 4 pasang kaki jalan.

Bagian kepala-dada dilapisi oleh kulit keras seperti tameng yang disebut karapas. Pada udang, ujung karapas memiliki tonjolan runcing bergerigi. Sedangkan pada kepiting, bagian karapas tidak memiliki tonjolan demikian. Dibagian anterior. Mata majemuk ini dapat digerak-gerakkan.

Badan Belakang (abdomen)
Badan belakang pada udang melengkung, diakhiri dengan ekor. Di setiap ruas badan belakang memiliki sepasang kaki-kaki renang. Pada kepiting, badan belakang terlipat dibawah kepala-dada. Selain berfungsi untuk berenang, pada udang betina, kaki-kaki ini juga digunakan untuk menyimpan telur-telurnya.

b. Sistem Pencernaan dan Sistem Pengeluaran (Ekresi)

Sistem pencernaan makanan Crustacea ini berupa saluran yang dimulai dari mulut di bagian depan (anterior) sampai anus di bagian belakang (posterior). Urutannya adalah mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Hati terletak di dekat lambung, sisa-sisa metabolism tubuh diekresikan lewat kelenjar hijau.

c. Sistem Saraf dan Indera

Sistem saraf Crustacea merupakan susunan saraf tangga tali. Ganglion kepala, yaitu otak, berhubungan dengan mata, antena, dan indera keseimbangan. Indera keseimbangan terdapat di dekat pangkul antenna, digunakan untuk menjaga keseimbangan jika berenang di dalam air.

d. Sistem Pernapasan dan Sistem Sirkulasi

Crustacea bernapas dengan menggunakan insang yang umumnya melekat pada bagian anggota tubuh. Oksigen berdifusi dari air masuk menuju pembuluh darah insang. Sebaliknya bedifusi dari pembuluh darah di insang menuju ke air. Oksigen diangkut oleh darah dan diedarkan keseluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Karena itu sistem peredarannya disebut sistem peredaran darah terbuka. Crustacea memiliki sebuah respirasi berupa hemosianin atau hemoglobin.

e. System Reproduksi

Crustacea bersifat gesis (ada jantan ada betina), tidak ada yang hermofrodit. Pembuahan  berlangsung di dalam tubuh betina. Telur yang berisi zigot menetas menjadi larva. Larva tumbuh menjadi hewan  dewasa melalui pergantian kulit  berkali-kali.

2. Kelas Arachonoidea

Anggota kelas Arachonoidea umumnya banyak ditemukan di dalam tanah maupun di permukaan tanah. Contoh hewan yang termasuk Arachonoidea adalah labah-labah, kalajengking, tungau, dan caplak.

a. Struktur dan Fungsi Tubuh Arachonidea

Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan badan belakang (abdomen).pada  antara sefalotoraks dan abdomen keduanya terdapat bagian sempit seperti pinggang, disebut pedisel. Pada bagian kepala-dada terdapat 4 pasang kaki. Juga terdapat dua alat mulut yaitu sebagai berikut.
  • Alat sengat (chelicerae = kelisera) bentuknya runcing dan ujungnya berlubang digunakan sebagai jalan keluarnya racun. Jika alat ini digunakan, racun dikeluarkan, maka mangsanya akan lumpuh
  • Alat capit (pedipalpus) berbentuk seperti gunting dan digunakan untuk memegang mangsa. Hewan ini tidak memiliki antenna. Bernafas menggunakan paru-paru yang berbentuk lembaran-lembaran, sehingga seperti tumpukan buku (sering disebut paru-paru buku).
  • Sistem peredaran darahnya terbuka. Artinya memiliki system saraf tangga tali. Maksudnya, Ganglion otak ada di bagian kepala, memiliki serabut saraf yang terhubung dengan mata dan indera peraba. Matanya tunggal (bukan mata majemuk). Indera peraba berupa bulu-bulu halus yang tersebar di tubuhnya terutama pada setiap buku.
  • Sistem pencernaan makanan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme diekresikan melalui pembuluh Malpighi (tubulus Malpighi) yang mengelilingi lambung dan usus.

b. Klasifikasi Arachnoidea

Arachonoidea dibagi menjadi 3 ordo, yaitu.

Ordo Scorpionidae, contohnya: kalajengking.
Binatang ini hidup di dalam tanah, berburu hewan-hewan kecil seperti serangga, dan katak. Tubuh kalajengking terdiri atas kepala-dada dan abdomen. Kepala-dada pendek, mempunyai kaki dan 1-6 pasang mata. Bulu-bulu yang tumbuh di ruas-ruas tubuhnya terutama yang ada di kakinya digunakan untuk menangkap getaran tanah/pasir sehingga binatang ini mengetahui mangsanya meskipun dalam keadaan gelap gulita. Kalajengking betina membawa anak-anaknya di punggungnya sampai mengalami pergantian kulit satu kali.

Ordo Arachnida, contohnya: labah-labah dan kemlanding.
Kebanyakan labah-labah menangkap mangsa dengan jaring sutera. Ada pula yang mengejar mangsa atau menyegrap mangsa.

Labah-labah mempunyai 8 mata sederhana. Penglihatan kurang bagus dan dibantu oleh indera berupa seta (rambut) sensor pada kaki-kakinya. Setiap seta berhubungan dengan sel reseptor. Seta sensori juga peka terhadap aliran udara dan perubahan tegangan sarang. Dengan merasakan getaran pada sarangnya, labah-labah dapat memperediksi ukuran mangsa yang terjebak.

Labah-labah jantan memintal kantong kecil untuk meletakkan setitik sperma. Kantong berisi sperma disimpan di ruang khusus pada pedipalpus. Pada saat kawin, labah-labah jantan memasukkan pedipalpusnya kedalam tubuh betina dan meletakkan kantong berisi sperma ke reseptakel semen di dalam tubuh betina. Labah-labah betina meletakkan telur yang telah dibuahi di dalam kokon sutera. Kokon mengandung ratusan telur. Telur akan menetas dalam 2 minggu. Labah-labah mudah hidup di dalam kantong telur selama beberapa minggu dan mengalami pengelupasan kulit satu kali. Untuk menjadi dewasa, labah-labah mengalami beberapa kali pengelupasan kulit.

Ukuran binatang jantan jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang betina. Setelah mengawini si betina, sang jantan harus cepat-cepat pergi. Kalau tidak, si betina akan memburunya. Jika tertangkap akan dimakannya. Coba sering-sering mengamati peristiwa alam yang ada di sekitarmu. Sekali lagi, kalian hanya mengamai, melihat, mendengar, tetapi jangan menyentuh, apalagi membunuhnya. Semua hewan memiliki fungsi tertentu di dalam lingkungan. Labah-labah mempunyai fungsi menjaring (menangkap) hama dan serangga penyakit dengan sarangnya yang berupa rajutan benang.

Acarina, contoh anggotanya caplak (Sarcoptes scabies).
Anggota dari ordo ini banyak yang parasit, baik pada hewan maupun manusia. Ada yang dapat menyebabkan kudis, yaitu hidup di bawah kulit.

Contoh yang lain adalah tungau (Dermacentor). Hati-hati jika kalian duduk di rerumputan. Tungau ini sering kali menggigit kulit kita, menyebabkan luka dan terasa sangat gatal.


c. Hubungan Arachnoidea dan manusia

Anggota Arachnoidea ada yang menguntungkan manusia, yaitu merupakan peredator serangga hama dan penyakit. Namun demikian banyak pula yang mengganggu manusia maupun hewan piaraan terutama Acarina yang hidup parasit. Caplak banyak menyerang anjing dan hewan piaraan, mengakibatkan penyakit kudis pada manusia. Kutu air menyebabkan gatal-gatal pada kaki.


3. Kelas Myriapoda

Myriapoda merupakan hewan berkaki banyak, sering ditemukan di bawah tanah dan permukaan tanah, terutama di daerah yang banyak mengandung sisa tumbuhan. Tubuhnya beruas-ruas banyak, ada yang mencapati 200 ruas. Misalnya kelabang dan keluwing.

a. Sruktur dan Fungsi Tubuh Myrapoda

Tubuh tersusun atas kepala dan badan belakang atau bisa disebut perut yang panjang. Tidak memiliki dada. Pada setiap ruas badan belakang terdapat kaki yang berpasangan. Pada setiap ruas badan keluwing terdapat dua pasang kaki, sedangkan pada kelabang terdapat sepasang kaki.

Respirasi dengan sistem trakea. Trakea adalah saluran-saluran udara, yang sangat berguna untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Saluran-saluran udara itu menyebar pada sepasang lubang di seluruh ruas tubuhnya. Lubang itu disebut spirakel. Jadi, lubang-lubang kecil yang berada di tepi tubuhnya yang ditemukan pada saat pengamatan hewan sampel sebenarnya merupakan muara akhir dari sistem trakea. Melalui lubang inilah diangkut oleh darah. Sistem sarafnya tangga tali.

b. Klasifikasi Myriapoda

Myriapoda terdapat dua ordo berbeda yaitu ordo Diplopoda dan ordo Chilopoda.
  • Ordo Diplopoda, contohnya adalah keluwing. Tubuhnya berbentuk silinder, mempunyai 25-100 segmen. Setiap segmen toraks hanya mempunyai sepasang kaki dan dua pasang spirakel. Keluing umumnya herbivore, bersifat ovipar. Larfa hanya mempunyai sepasang kaki pada setiap segmen.
  • Ordo Chilopoda, contohnya kelabang. Umumnya merupakan hewan peredator. Makanannya adalah cacing dan serangga. Tubuhnya agak pipih dan jumlah segmen bias mencapai 177. Setiap segmen mempunyai sepasang kaki, kecuali pada 1 segmen di belakang kepala dan 2 segmen terakhir. Segmen pertama mengalami modifikasi membentuk cakar beracun. Di kepala terdapat sepasang mata. Masing-masing mata terdiri dari sekelompok oseli (mata sederhana). Jenis kelamin terpisah dan bersifat ovipar.

4. Kelas Hexapoda atau Insecta

Kelas Hexapoda sering disebut sebagai insekta atau serangga, yang memiliki kaki yang berjumlah enam. Namun, tidak semua anggotanya selalu berkaki enam. Golongan serangga primitive memiliki kaki di setiap ruas tubuhnya.

Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, di daratan, di udara dan ditumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas, banyak pula yang hidup parasit. Ada yang memiliki nilai ekonomi tinggi, namun ada pula yang dalam waktu sekejap memusnahkan tanaman pertanian. Serangga merupakan hewan yang paling sukses hidup di dunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.

Anggota Insekta sekitar 900.000 jenis yang terbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu Entomologi.

a. Struktur dan Fungsi Tubuh Insecta

Tubuh dibedakan atas kepala (caput/cephal), dada (toraks),dan perut (abdomen).

Kepala
Pada kepala terdapat sepasang antenna yang berfungsi sebagai indera pembau dan peraba. Antenna serangga yang hidup di siang hari lurus memanjang. Antenna serangga yang hidup di malam hari, missal ngengat, pendek dan bercabang-cabang. Di kepala juga terdapat mulut, mata majemuk atau mata faset, dan sebagian yang lain bermata tunggal yang disebut oselus. Mulut insekta ada 4 tipe, yaitu tipe menjilat dang menghisap misalnya lalat rumah, menghisap missal kupu-kupu, menusuk dan mengisap missal nyamuk, dan menggigit missal belalang.

Dada (toraks)
Dada Insekta terdiri atas 3 bagian yaitu bagian depan (protoraks), tengah (mesotoraks), dan belakang (metatoraks). Masing-masing bagian memiliki kaki jalan. Pada bagian protoraks dan mesotoraks terdapat sepasang sayap.

Perut (abdomen)
Perut dibentuk oleh 11 bagian. Bagian ke-9 dan 10 membentuk alat kelamin. Pada serangga betina, kedua bagian ini membentuk alat peletak telur yang disebut ovipositor. Bentuknya memanjang, dan runcing. Ovipositor ini digunakan untuk meletakkan telur dengan jalan menembus tanah atau buah-buahan, kemudian telur disalurkannya.
  • Sistem Respirasi Insekta bernafas dengan sistem pembuluh udara yang disebut sebagai trakea. Jadi, trakea berupa pembuluh-pembuluh udara yang berada di kanan dan kiri tubuhnya. Setiap bagian trakea bercabang menuju ke permukaan kulit, berakhir sebagai lubang kecil yang disebut lubang spirakel atau stigma. Lubang spirakel berada pada di kedua sisi lateral abdomen.
  • Sistem Transportasi. Serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantungnya ada 5 buah terletak pada dada bagian dorsal. Darah tidak lagi bertugas mengedarkan oksigen, karena pengedaran oksigen dilakukan oleh trakea. Darah bertugas mengedarkan sari-sari makanan. Setelah mengambil sari-sari makanan dari usus, darah dipompa oleh jantung hingga mengalir melalui beredar ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah dan kembali ke jantung melalui lubang ostium pada jantung.
  • Sistem Ekskresi, Alat ekskresi berupa pembuluh Malpighi yang mengelilingi usus. Pembuluh Malpighi merupakan serabut halus, terkadang berwarna putih atau kekuningan.
  • Sistem Pencernaan, Makanan dari mulut serangga masuk ke esophagus, kemdian ke lambung. Dari lambung, makanan dibawa ke usus dan sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus yang terletak di posterior tubuh. Pada jangkrik, terdapat pelebaran esophagus berbentuk tabung bulat yang berotot. Gunanya untuk mencerna makanan yang berupa dedaunan
  • Sistem Saraf dan Indera. Serangga memiliki sistem saraf tangga tali, yang memanjang ke kiri kanan tubuhnya. Pada kepala memiliki simpul saraf yang disebut ganglion otak. Ganglion merupakan kumpulan saraf. Ganglion otak berhubungan dengan antenna yang berfungsi sebagai indera pembau dan perasa serta maksila sebagai indera pengecap.

b. Metamorphosis Serangga

Selama hidup, serangga mengalami berkali-kali perubahan bentuk, dari telur hingga dewasa. Ada dua macam metamorphosis, yaitu metamorphosis tak sempurna dan sempurna.

Metamorfosis Tak Sempurna
Telur menetas menjadi hewan muda, selanjutnya berkembang menjadi hewan dewasa. Hewan muda tersebut dikenal juga dengan istilah nimfa, sedangkan hewan dewasa disebut juga dengan imago. Tidak ada perbedaan bentuk antara hewan muda dan hewan dewasa kecuali ukurannya, dan terjadi ekdisis. Jenis metamorphosis ini misalnya terjadi pada jangkrik dan belalang.

Metamorfosis Sempurna
Telur yang menetas menjadi larva  akan ber­kembang menjadi pupa dan akan berkembang menjadi hewan dewasa. Terdapat perbedaan bentuk yang nyata antara bentuk larva dan dewasa (imago), misalnya pada kupu-kupu dan lebah.


c. Klasifikasi Insecta

Insecta dibedakan menjadi dua subkelas, yaitu Aptery­gota (golongan serangga tidak bersayap) dan Pterygota (golongan serangga bersayap). Berdasarkan ciri-ciri mulut dan sayap, serangga dapat dibedakan menjadi 28 ordo.

Subkelas Apterygota
Ordo yang terkenal dari subkelas Apterygota adalah ordo Thysanura. Ciri-cirinya: sulit dibedakan mana bagian kepala, dada, dan perut, tidak bersayap, mulut menggigit, warna transparan, memiliki ekor panjang. Tidak beTmetamorfosis sehingga digolongkan serangga ametaboIa. Contohnya kutu buku (Lepisma).

Subkelas Pterygota
Berikut adalah ordo-ordo yang penting dari subkelas Apterygota (serangga bersayap).


  • Ordo Odonata. Anggota ordo Odonata mempunyai dua pasang sayap yang tidak dapat dilipat. Sayap depan dan belakang hampir sarna. Tipe pada mulutnya mengunyah atau menggigit untuk memakan serangga lain. Jadi, serangga ini bertindak sebagai predator. Serangga ini mempunyai mata faset yang besar. Abdomennya memanjang. Metamorfosis tidak sempurna sehingga tergolong hemimetabola. Telur diletakkan dalam air, kemudian nimfa menetas dan hidup di dalam air, contoh­nya capung.
  • Ordo Orthoptera. Mempunyai dua pasang sayap yang bentuknya lurus. Sayap depan lebih tebal seperti kulit dan berornamen. Sedangkan sayap belakang lebih tipis. Mulutnya bertipe mengunyah. Makanannya tumbuhan atau dedaunan. Metamorfosis tidak sempurna. Contohnya: belalang sembah (Stagmornantis), orong-orong (Grylotalpa), jangkrik (Acheta domestica), belalang kayu (Amblycorypha). Belalang sembah memiliki sifat predator, dia memakan serangga lain yang mendatangi bunga. Walang kekek dan jangkrik mengeluarkan suara karena gesekan antarsayap depan. Belalang ada yang bersuara pada waktu terbang akibat gesekan antara sayap dengan kaki­kakinya. Di beberapa negara Afrika, belalang sering datang bergerombol dalam jumlah besar, hinggap pada suatu areal dan memusnahkan tanaman. Di Indonesia beberapa jenis belalang ada yang dimakan karena mengandung protein tinggi. Belalang jambu, yang biasa terdapat pada ranting pohon jambu, telurnya dapat menetas tanpa pembuahan. Sifat yang demikian disebut partenogenesis.




Daftar Pustaka

Buku BIOLOGI SMA X 1B penerbit Istamar Syamsuri, DKK. Kurikulum 2004


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Total Pageviews