Banyak sekali kesalahan dalam mengambil Objek Sejarah, dikarenakan kebiasaan-kebiasaan pada kehidupan bermasyarakat dan dijadikan kebiasaan tersebut menjadi sejarah. Padahal tidak seutuhnya itu termasuk dari kesimpulan sejarah. Untuk lebih lanjut mari simak uraian dibawaha....
- Kesalahan Pars Pro
Toto
Kesalahan Pars Pro
Toto terjadi karena ada anggapan bahwa bukti yang hanya berlaku untuk sebagian
dianggap untuk keseluruhan. Misalnya dalam karya “Habis Gelap Terbitlah
Terang”. Kartini mengeluh bahwa wanita Jawa selalu dipingit. Padahal
wanita tidak keseluruhan dipingit, tetapi wanita ingin/ikhlas membantu orang
tuanya dan membantu orang tuanya di bidang rumah tangga.
- Kesalahan Totem Pro
Parte
Kesalahan Totem Pro
Parte adalah kebalikan dari kesalahan Pars Pro Toto. Sejarawan mengemukakan
keseluruhannya. Padahal yang dimaksudkan adalah bukti sebagian. Misalnya semua
orang yang bersekolah di negeri Belanda di gambarkan seolah-olah menjadi orang barat
yang berfikir dan berbicara seperti orang Belanda. Padahal tidak, karena budaya
sulit untuk di ubah.
- Kesalahan
Menganggap Pendapat Umum Sebagai Fakta
Kesalahan
Menganggap Pendapat Umum Sebagai Fakta sering terjadi. Misalnya orang cina
dianggap pandai berdagang. Anggapan ini mendorong berdirinya koperasi-koperasi
syariat islam, padahal ada juga orang cina yang menjadi pembantu rumah tangga
di kota-kota besar. Karena orang cina rajin berusaha meskipun tidak mampu.
0 komentar:
Post a Comment