Thursday, 29 November 2018

Mengapa Kita Wajib Mempelajari Tajwid (Bab Hukum mempelajari Tajwid)


Hai sobat kampus.....
InsyaAllah kita akan melanjutkan pembahasan mengenai Tajwid yaitu hukum mempelajari tajwid sehingga sobat sekalian dapat memahami apa yang akan dipelajari. Baiklah mari simak uraian ini.

Hukum mempelajari ilmu tajwid terbagi dua. Pertama tajwid praktek hukumnya fardhu'ain. Kedua mempelajari tajwid teori hukumnya fardhu kifayah.

Pertama, tajwid praktek ialah ketika kita membaca Al-Qur'an dengan benar misal mengucapkan huruf "Ba" secara praktek benar, baik dengan mengetahui teori tajwid maupun tidak.

Kedua, tajwid teori ialah ketika kita membaca Al-Qur'an dengan benar kemudian diikuti dengan membaca huruf "Ba" secara praktek dan didasari oleh teori tajwid. Sebagai contoh ketika kita ditanyai dengan pertanyaan, sebutkan enam sifat huruf "Ba" maka kita mampu mengucapkan sifat huruf "Ba" yaitu Jahr, Syiddah, Istifal, Infitah, Izlaq, dan Qalqalah.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai orang yang membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, akan tetapi ketika ditanya teori-teori tajwid pada ayat yang dibaca malah ia tidak tau, orang yang seperti ini ia telah melaksanakan fardhu'ainnya. Sebaliknya, jika seorang salah membaca Al-Qur'an, maka ia telah melalaikan fardhu'ain yang wajib ia kerjakan, dan ia berdosa.

1. Hukum Tajwid Praktek

Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar hukumnya ialah fardhu'ain dari hasi kesepakatan oleh para ulama. Wajib bagi seluruh muslim bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Jika salah membaca Al-Qur'an, maka ia berdosa. Hal ini diperoleh dari empat sumber, yaitu:

Pertama, bisa membaca Al-Qur'an ialah bukti iman seseorang ada atau tidak. Allah Swt. berfirman yang artinya, "yaitu orang-orang yang Allah berikan Al-Qur'an, mereka mentilawahnya dengan sebenar-benar tilawah, merekalah yang beriman kepada Al-Qur'an. Dan barang siapa yang kufur terhadap Al-Qur'an merekalah orang-orang yang merugi". (QS. Al-Baqarah: 121).

Jadi, bisa membaca Al-Qur'an adalah salah satu indikasi iman seseorang kepada Al-Qur'an. Sebaliknya, jika belum bisa membaca Al-Qur'an adalah masalah besar, yaitu masalah iman dan ini merupakan masalah besar bagi seseorang muslim ketika ia belum bisa membaca Al-Qur'an. Hal ini dapat diberi kesimpulan bahwa bisa membaca Al-Qur'an bukan tugas imam mesjid, ustaz-ustazah TPA, guru ngaji, santri-santri dayah atau lainnya. Tapi atas nama muslim, beriman, maka ia wajib bisa membaca Al-Qur'an apapun pekerjaannya.

Kedua, pada teks kitab ulama yang menyatakan wajib, yaitu dalam kitab Matan Muqaddimah Jazariyah yang dikarang oleh Imam Muhammad Ibnul Jazary Asy-Syafi'i, atau sering disebut sebagai Imam Ibnul Jazariy. Mungkin orang Aceh belum banyak yang kenal beliau. Tapi orang Aceh pasti kenal dengan Imam Al-Mahalli, pengarang kitab Fiqih Al-Mahalli dan salah satu dari dua pengarang kitab Tafsir Jalalain. Maka Imam Ibnul Jazariy adalah gurunya Imam Al-Mahalli dalam bidang Al-Qur'an.

Dalam kitab Matan Muqaddimah Jazariyah, Imam Ibnul Jazariy berkata:
وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتْمٌ لازِمُ
۞
مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ الْقُرَآنَ آثِمُ
لِأَ نَّـــهُ بِـــهِ الإِلَـــــهُ  أَنْـــــــــــــــــــــــزَلاَ
۞
وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلاَ
وَهُـــــوَ أَيْـــضًـــا حِــلْيَــــــةُ التِّلاَوَةِ
۞
وَزِيْـــــنَـــــةُ الأَدَاءِ وَالْـــقِـــــرَاءَةِ
Artinya:

  • Mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya adalah wajib, Barang siapa yang tidak membaca Al-Qur'an dengan tajwid maka ia berdosa
  • Karena seperti itu Al-Qur'an Allah turunkan, dan demikianlah darinya sampai kepada kita
  • Dan Ilmu Tajwid juga adalah memperindah tilawah, dan perhiasan dalam membaca 
  • Ilmu Tajiwd adalah memberikan setiap huruf haknya, baik sifat maupun makhrajnya.

Allah menurunkan Al-Qur'an satu paket dengan tajwid. Allah turunkan Al-Qur'an dengan panjang-pendeknya, jika salah panjang-pendeknya, Al-Qur'an bukan seperti itu. Allah menurunkan Al-Qur'an beserta dengung, jika salah dibaca dengungnya, maka Al-Qur'an bukan seperti itu. Salah sedikit saja ketika dibaca, Al-Qur'an tidak seperti itu.

Ketiga, ketika salah baca Al-Qur'an maknanya bisa berubah derastis. Misal salah panjang-pendek satu harakat saja maka maknanya berbeda jauh sekali. Contoh, Allah Swt. berfirman وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ Artinya, "ketika Nabi Musa berkata". ketika kita ucapkan "qoola", maka artinya berkata. Ketika dibaca "qolaa" maka artinya menggoreng. Pasti ketika kita salah membaca Al-Qur'an, arti yang terdapat pada Al-Qur'an akan berubah.


Keempat, salah baca Al-Qur'an tidak salah makna tetap tidak boleh. seperti yang ditakhrij oleh Imam As-Suyuthi, Sa'ad bin Manshur, dan Ath-Thabrani dan di sahih kan oleh Imam Ibnul Jazariy, dari Ibnu Mas'ud: 

"Pada suatu hari, Abdullah Ibnu Mas'ud mendengar bacaan Qur'an seseorang. Orang tersebut membaca  إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ dengan memendekkan bacaan "Ra". Padahal "Ra" itu mad wajib muttasil yang panjang 4 atau 5 harakat. Dibaca panjang atau pendek, maknanya tidak berubah, yaitu fuqara artinya orang-orang fakir. Tapi walau makna tidak berubah, Abdullah Ibnu Mas'ud berkata, "Rasulullah Saw. tidak baca Al-Qur'an kepadaku seperti ini". Yang salah baca bertanya, "Bagaimana juga Rasulullah Saw. membacakannya kepadamu"? Ibnu Mas'ud membaca ayat tersebut dengan memanjangkan "Ra". Ini menunjukkan bahwa wajib membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Jika salah baca Al-Qur'an berdosa, bagaimana orang yang belum bisa membaca Al-Qur'an? Rasulullah Saw menjelaskan:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ  وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ .رواه البخاري ومسلم

Dari Aisyah R.A berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Orang yang mahir Al-Qur'an akan bersama para Rasul/malaikat yang mulia dan taat. Sementara orang yang membaca Al-Qur'an masih terbata-bata, dan dia lelah membacanya, maka baginya dua pahala (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menerangkan orang yang salah membaca Al-Qur'an akan mendapatkan dua pahala ialah jika orang tersebut masih mau membaca Al-Qur'an dan masih mau berlelah-lelah mempelajari Al-Qur'an

2. Hukum Tajwid Teori

Hukum mempelajari tajwid teori terbagi menjadi dua. Pertama, bagi masyarakat awam hukumnya adalah sunnah. Kedua bagi pengajar Al-Qur'an hukumnya adalah wajib fardhu'ain, sehingga mereka menjadi tauladan bagi masyarakat awam dalam mentilawah Al-Qur'an dengan sebenar-benar tilawah. Dan wajib setiap wilayah/mukim ada sekelompok yang mempelajari tajwid secara mendalam dan mengajarkannya. Jika tidak, maka semua wilayah dosa semua.

....فَلَوۡ لَا نَفَرَ مِنۡ کُلِّ فِرۡقَۃٍ مِّنۡہُمۡ طَآئِفَۃٌ لِّیَتَفَقَّہُوۡا فِی الدِّیۡنِ....

Artinya: "...Hendaklah ada sekelompok orang dari mereka yang mendalami agama..." (QS. At-Taubah:122).

Mendalami ilmu tajwin merupakan dari bagian Tafaqquh fiddin. Jika telah dilakukan oleh sebagian khusus dari mereka, terlepaslah kewajiban bagi orang lain.

Demikian pemaparan tentang tajwid. Semoga bermanfaat


Sumber:
Yasin Jumaidi. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an. Modul. Darul Hijrah. Aceh Besar

Share:

Saturday, 24 November 2018

Pentingnya Memahami Tajwid dan Makna Tilawah Al-Qur'an


Hai sobat Kampus, kali ini saya akan membahas terkait dengan Al-Qur'an fokusnya terkait dengan Tajwid. Yuk simak pemaparannya.

Makna Tilawah

Mahasiswa seharusnya sudah menjadi patron penggerak dalam segala hal, salah satunya di bidang Al-Qur'an ini. Melihat disekeliling saya masih banyak terdapat mahasiswa yang tidak bisa mengaji dengan baik, penulis mencoba membuat tulisan yang akan berfokus pada tajwid sehingga para mahasiswa dan khalayak umum lebih semangat dalam mempelajar Al-Qur'an. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat ulama tentang makna tilawah dalam ayat ini sebagai berikut. 
Pertama, Ibnu Mas'ud menyebutka, "Sesungguhnya haqqa tilawatih adalah membaca sebagaimana Allah turunkan, tidak menggubahnya sedikitpun dan menghalalkan apa yang Al-Qur'an halalkan, dan mengharamkan apa yang Al-Qur'an haramkan". 
Kedua, Umar bin Khattab mengatakan, " Orang yang mentilawah Al-Qur'an dengan sebenar-benarnya tilawah adalah orang yang membaca ayat rahmat, ia memintanya pada Allah, dan jika ia membaca ayat azab, ia berlindung kepada Allah darinya. 
Ketiga, Hasan Al-Basri berkata, "Tilawah adalah menerapkan hukum Al-Qur'an."
Keempat, ibnu Abbas menafsirkan tilawah ini sesuai dengan surat Asy-Syams ayat 2, yang maknanya, "Dan ketika bulan mentilawah matahari." Arti tilawah adalah mengikuti.

Dari beberapa penafsiran oleh ulama terkait ayat diatas, maka disimpulkan arti tilawah memiliki dua makna yang tak terpisahkan.

Pertama, membacanya dengan sebenar-benar bacaan seperti Allah turunkan dan tidak mengubahnya sedikitpun.
Kedua, mengikuti isi kandungannya dengan menghayati maknanya.

1. Sisi Pertama Makna Tilawah

Seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an terkait Haqqa Tilawatih, bahwa tilawah adalah bisa membaca Al-Qur'an dengan sebenar-benarnya bacaan. Karena bila kita sedikit saja salah membaca Al-Qur'an maka akan mengubah makna yang sangat jauh. Misalnya, salah huruf. Ada yang membaca, "Lailatul Qoderi hairummin alfi syahr". Seharusnya dibaca Khairun, artinya lebih baik. Kalau dibaca hairun, artinya heran, sesat, dan lainnya. Sehingga berubah maknanya menjadi, "Malam lailatul Qadar adalah malam yang heran, sesat dari seribu bulan". ini karena huruf Kha bertukar dengan huruf ha.

Kemudian ada yang salah panjang pendek. Misalnya, kata 'Wa iz qoola Muusa' yang Artinya, ketika Nabi Musa berkata. qooo dipanjangkan dan la dipendekan. Tapi ketika dibaca qo nya pendek dan la nya panjang, maka berubahlah artinya menjadi menggoreng. Sehingga jika dibaca  "Wa iz qolaa  Muusa" dengan qo yang pendek maka akan beruba menjadi, "ketika Nabi Musa menggoreng".

"Bismillah" artinya dengan nama Allah. Itu jika huruf sin dibaca benar. Tapi jika belum benar mengucapkan huruf "S" terbaca "tsa" maka berubah menjadi, "bitsmillah" artinya "dengan dosa Allah". Ismun artinya nama sedangkan itsmun artinya dosa. Banyak contoh lain yang tidak mungkin semua disebutkan yang intinya orang yang benar-benar beriman tentunya membaca Al-Qur'an dengan sebenar-benar bacaan.

2. Sisi Kedua Makna Tilawah

Sisi kedua dari tilawah ialah mengikuti isi kandungan yang dibaca dengan sebenar-benarnya ikutan. Orang yang beriman secara sungguh-sunggu kepada Al-Qur'an tidak hanya sekedar membaca Al-Qur'an, tapi ia mengikuti, mengamalkan isi kandungan setiap ayat yang ia baca. Tentunya dengan memahami makna yang dibaca.

Sebenarnya kekuatan Al-Qur'an itu ada pada makna terkandung. Dalam surah Al-Jin Allah mengisahkan bahwa suatu hari ada sekelompok Jin yang mendengar bacaan Al-Qur'an Nabi Muhammad, kemudian mereka mengatakan, "Sunggu kami sangat takjub mendengar Al-Qur'an". Pertanyaannya mengapa mereka takjub? apakah karena merdunya suara Nabi? bukan hanya karena itu, akan tetapi Jin berkata, "Karena Al-Qur'an menunjuki kepada kebenaran, sehingga kami tidak akan syirik lagi kepada Tujan kami". (QS.Al-Jin:1-2). Jadi isi kandungan Al-Qur'an  itu yang membuat jin-jin sangat takjub sehingga jin tersebut beriman.

Untuk memahami Al-Qur'an ada dua cara secara, yaitu: Pertama, Umar bin Khattab mengatakan, "Belajarlah bahasa arab, karena bahasa Arab itu adalah bagian dari agama kalian". kedua, Baca terjemahannya jika belum menguasai bahasa Arab, tafsirnya, atau mendengar penjelasan dari para ulama tentang ayat-ayat yang dibaca.

Semoga dengan tulisan ini kita semua dapat terus semangat memperbaiki bacaan dengan mempelajari Al-Qur'an serta mentadabburi kandungannya.

Sumber:
Yasin Jumaidi. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an. Modul. Darul Hijrah. Aceh Besar
Share:

Wednesday, 21 November 2018

Pemimpin Terbaik dari Keturunan Gadis Penjual susu (menantu Umar bin Khattab RA)


Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita ingin ada pemimpin yang pro-aktif menegakkan syariat Islam. Pemimpin yang berada pada baris terdepan dalam menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar. Pemimpin yang peduli pada pendidikan Islami dalam segala sisi kehidupan, sehingga masyarakat Aceh dicelupkan dalam sebuah wilayah Islami dengan kota-kota yang Madani.

Wahai para pemuda, ternyata pemimpin idaman pencinta syariat itu bisa dipersiapkan oleh generasi muda. Generasi muda yang jujur dan hatinya selalu dekat dengan Allah Swt. Seperti seorang gadis penjual susu di masa Umar bin Khattab. Ia miskin. Namanya pun tidak terkenal. Tapi karena kejujurannya, Umar bin Khattab memilihnya menjadi menantu, dan dari keturunannya lahirlah sosok pemimpin agung bernama Umar bin Abdul Aziz.

Ceritanya tentu kita sudah pernah mendengarnya. Tapi izinkanlah saya untuk mengulanginya, sebagai wujud harapan lahirnya pemimpin idaman di masa depan. Cerita ini bermula dari rasa tanggungjawab Umar bin Khattab dalam memimpin. Ia tidak bisa tidur di malam hari karena memikirkan masyarakatnya, sehingga setiap malam ia berjalan ke pelosok-pelosok kota dan desa untuk melihat kondisi masyarakatnya. Ia tidak tidur dan tidak diam. Siapa tahu ada yang membutuhkan kehadirannya.

Suatu malam, di kalam Umar letih berjalan, ia menyandarkan tubuhnya ke sebuah gubuk kumuh. Dan ketika itulah ia mendengar percakapan seorang ibu dan anak gadisnya. Ibu itu berkata, "Anakku, segeralah campur susu itu dengan air. "Maka berkatalah gadis yang selalu merasa Allah mengawasinya, "Ibu, apakah ibu tidak tahu bahwa Amirul Mukminin Umar bin Khatab melarang kita mencampurkan susu dengan air?" Sang ibu berkata, "Dimana Amirul Mukminin? Bukankah Umar tidak melihat kita?" Berkatalah sang gadis yang bertaqwa itu, "Jka Amirul Mukminin tidak melihat kita, maka Allah Tuhan dari Amirul Mukminin melihat kita!".

Saat itu Umar bin Khattab menangis. Air matanya jatuh bercucuran, bangga dengan gadis yang jujur, bertaqwa, dan yakin akan penglihatan Allah padanya. Segera Umar pulang kerumahnya. Ia memanggil anaknya 'Ashim bin Umar. Ia memerintahkannya untuk menikahi gadis yang kuat imannya itu, sehingga gadis itu pun dinikahi oleh 'Ashim bin Umar. Coba perhatikan, bagi Umar bin Kattab tidak penting siapa menantunya, tapu yang paling penting adalah bagaimana imannya.

Dari pernikahan 'Ashim dan gadis ini, lahirlah anak perempuan yang cantik dan diberi nama Laila. Kemudian Laila menikah dengan seorang laki-laki terbaik dari Bani Umayyah bernama Abdul Aziz bin Marwan. Dan dari keduanya Allah memberi rizki yaitu seorang anak bernama Umar bin Abdul Aziz bin Marwan, seorang pemimpin yang sangat baik dan membawa umat Islam pada puncak kegemilangan.

Ibnu Abdil Hakam dalam kitabnya Sirah Umar bin Abdul Aziz hal. 59 meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat pada masa itu berkata, "Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang-orang miskin. Namun saya tidak menjumpai seorang pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan. "(Al-Qaradhawi, 1995).

Demikianlah salah satu potongan episode kegemilangan masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Dari mana pemimpin sukses seperti itu lahir? itu semua bermula dari kisah jujurnya seorang gadis penjual susu.

Pembaca yang dirahmati Allah. Dari kisah singkat ini, kita bisa mengambil ibrah dan pelajaran bahwa, jika kita benar-benar mau negeri kita dipimpin oleh pemimpin yang benar-benar memperjuangkan syariat Islam, maka mari kita bentuk generasi muda yang jujur, beriman, bertaqwa, generasu yang merasakan bahwa Allah selalu melihatnya, kapanpun dan dimanapun ia berada. Aamiin.


Sumber:
Ustd. Muhammad Yasin Jumadi, Lc.
Share:

Tuesday, 20 November 2018

Enam Penemuan yang Membuat Albert Terkenal


Albert Einstein merupakan seorang ilmuan yang jenius dan sangat dihormati di masanya hingga sekarang. Beliau merupakan ilmuan yang dikenal dengan penemuan Teori Relativitas. Pasti anda mengenalnya dari teori tersebut. Namun masih banyak hal yang ditemukan Albert Einstein selain teori tersebut. Berikut kita akan membahas 6 temuan Albert Einstein yang sampai sekarang masih digunakan oleh khalayak ramai.
Simak selengkapnya dibawah ini:

  • Teori Relativitas

Teori relativitas menjadi salah satu penemuan Einstein yang akhirnya membuat beliau terkenal di seluruh dunia. Sebenarnya teori relativitas dibagi menjadi dua, yaitu relativitas umum dan relativitas khusus. Kedua teori tersebut menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik dianggap tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. bedanya sangat mencolonk karena ketika benda bergerak dengan kecepatan elektromagnetik maka benda akan bergerak dengan kecepatan melebihi dari kecepatan gelombang elektromagentik. padahal dalam teori Einstein tidak ada hal yang melebihi kecepatan Elektromagentik, dalam hal ini Einstein membantah Hukum yang di keluarkan oleh Newton untuk kecepatan yang melebihi kecepatan Elektromagentik (cahaya). hal inilah yang seterusnya membuat banyak perbedaan anatara relativitas umum dengan fisika klasik. Pembahasan Hukum fisika klasik hanya sebatas ruang lingkup berjalannya waktu, gerak benda pada jatuh bebas, geometri ruang, maupun perambatan cahaya. Sedangkan relativitas khusus dicetuskan untuk menggantikan pendapat Newton mengenai ruang dan waktu serta mengguankan kecepatan elektromagnetik.

  • Efek Fotolistrik

Walaupun dikenal atas penemuan teori relativitasnya, akan tetapu Albert Einstein mendappat hadiah Nobel pada tahun 1921 dari hasil temuannya mengenai Efek Fotolistrik. Einstein menjelaskan Efek Fotolistrik dengan percobaan dan menjabarkan menggunakan Matematika, dengan hasil yaitu cahaya terdiri dari partikel kecil yang disebut foton, kemudian membawa energi yang sebanding dengan frekuensi cahaya keluar dari suatu permukaan logam karena terkena/menyerap radiasi elektromagnetik (cahaya) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung jenis permukaan.

  • Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan yang terus menerus dari suatu partikel zat cair ataupun gas, dan pertama kali ditemukan oleh Robert Brown, seorang ahli Botani asal Skotlandia. Namun Gerak Brown ini justru lebih dikenal karena Albert Einstein pernah menerbitkan sebuah makalah tentang Gerak Brown yang diterbitkan pada tahun 1905. Einstein kemudian mengembankan dan meneliti lebih lanjut hasil makalahnya tentang Gerak Brown. Dalam makalah tersebut Einstein menjelaskan lebih lanjut bahwa suatu partikel mikroskopis yang melayang pada suatu medium akan menunjukan gerakan acak lantaran banyaknya tabrakan yang diakibatkan oleh molekul-molekul pada sisi-sisi partikel yang tidak sama. Inilah yang membuat partikel koloid bisa bergerak menjadi searah dengan arah resultan vektor atas gaya yang bekerja pada partikel koloid yang dimaksud. Pendapat Einstein mengenai Gerak Brown akhirnya juga di setujui dan dibuktikan kebenarannya oleh ilmuwan Prancis bernama Jean Periin.

  • Persamaan Medan Einstein
Dalam teori ini, gravitasi sudah tidak lagi dipandang sebagai gaya, namun sebagai efek dari ruang dan waktu karena kehadiran materi serta energi.  Persamaan Medan Einstein dipublikasikan pada tahun 1915 dan sering digunakan guna menentukan geometri ruang-waktu yang berubah akibat kehadiran massa dan energi serta momentum linear.

  • Persamaan Massa dan Energi
Pasti sobat akan mengingat rumus  E= mc^2 jika mengingat Albert Einstein. Rumus ini merupakan salah satu penemuan  Albert Einstein yang paling terkenal. E = mc2 merupakan sebuah rumus fisika yang bisa  menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) serta massa (m), dan dapat disetarakan secara langsung lewat konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum.

  • Statistik Bose-Einstein
Banyak yang sering mengkaitkan antara Statistik Bose-Einstein dengan Statistik Maxwell-Boltzmann. Namun yang menjadi pembeda keduanya, Maxwell-Boltzmann dapat mengatur partikel identik yang bisa dibedakan dengan cara tertentu, sedangkan untuk Bose-einstein dapat mengatur partikel identik yang sudah tidak dapat dibedakan, bahkan meskipun partikel yang dimaksud dapat dicacah. Pada  satu keadaan, energi dianggap bisa diisi oleh lebih dari satu pertikel. Selain itu dalam teori Statistik Bose-Einstein, setiap keadaan kuntum juga dianggap berpeluang sama untuk diisi.

Namun, walaupun banyak hal yang sudah ditemukan oleh Einstein, akan tetapi diakhir hayatnya ia frustasi karena penemuannya membuat banyak orang lain tewas. Alhasil beliau bunuh diri.
.

Share:

Sunday, 18 November 2018

3 Tips ketika Futur (iman menurun) ala Rasulullah


Banyak pada zaman ini ketika iman menurun (futur) malah tidak ada tindakan berarti agar iman dapat naik kembali. Justru didiamkan, hal ini dapat mengakibatkan terbelungunya diri dari cinta Allah kepada kita. Kemudian bagaimana sikap kita untuk meninggalkan futur ini? Mari kita paparkan bagaimana solusi dari sejarah Rasulullah ketika futur itu menghampiri kita.

1. Rasulullah pernah ditanyakan oleh sahabat lebih kurang seperti ini redaksinya,  "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak memohon pertolongan untuk kami, dan mengapa engkau tidak mendo’akan kami?” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, ada di antara mereka  digergaji pada tengah-tengah kepalanya hingga terbelah dari kepala sampai kedua kakinya, namun hal itu tidak memalingkan dirinya dari agama islam. Ada juga yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sampai terpisah antara daging dan tulangnya, namun hal itu tidak menjadikannya berpaling dari islam.” Selanjutnya beliau bersabda, “Demi Allah, Allah benar-benar akan menyempurnakan perkara (agama) ini sehingga seorang yang berkendaraan dari Shana menuju ke Hadhramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawatirkan serigala atas kambingnya. Tetapi kalian adalah kaum yang tergesa-gesa. maka turunlah surah Al-Baqarah ayat 214: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang- orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta goncangan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Seketika itu pula semangat dan iman para sahabat meningkat karena cobaan mereka rupanya tidak seberapa dibandingkan dengan umat-umat terdahulu.

2. Kalau hendak mendekati Futur, Nabi Muhammad justru memperbanyak amalan ibadah. tidak sebaliknya meninggalkan ibadah seperti yang dilakukan oleh umat muslim saat ini. Menurut sebagian ulama, ketika mengalami cobaan hidup yang melemahkan semangat iman, Nabi Muhammad SAW malah memperbanyak membaca Al-Qur'an dan solat sunnah. Kemudian Rasulullah juga sering berdoa ketika cobaan dakwahnya terasa berat. seperti kejadian ketika Rasulullah ditolak berdakwah di negeri Thaif yang beliau dilempari batu-batu dari berbagai arah sehingga bada beliau merlumuran darah.

3. Rasulullah jarang futur karena asyik berda'wah. Ketika orang sibuk dan rutin berda'wah, ia sebenarnya sibuk menasehati diri sendiri. Nasehat merupakan cara untuk menghindari futur. Jika kita jarang futur, maka kita akan lebih produktif dibandingkan dengan orang yang sering futur. Allah menyebut ciri ummat terbaik ialah islam dengan menasehati (amar ma'ruf nahi mungkar). "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar.....(Ali Imran ayat 110)

Semoga kita beranjak dari futur yang sedang menggrogoti jiwa dan menghilangkan iman. aamiin.

Sumber
https://alquranmulia.wordpress.com/2015/04/13/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-214/
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-214

Share:

Thursday, 15 November 2018

Ringkasan Makalah Lingkungan Belajar Pengertian Belajar dan Fungsi Pembelajaran


A. Pengertian Lingkungan Belajar

Pada hakikatnya belajar adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau pengajar dan juga interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap peserta didik dan pendidik dan kemudian peserta didik dan pendidik memberikan respon terhadap lingkungan dalam hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan bertindak sebagai penyedia bahan pembelajaran bagi setiap peserta didik yang ingin belajar. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan tingkah laku maupun perubahan pola pikir. 

Lingkungan pembelajaran dapat berupa benda–benda, orang–orang, keadaan–keadaan dan peristiwa–peristiwa yang ada disekitar peserta didik yang bisa memberikan pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung ataupun langsung, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Disamping lingkungan memberikan pengaruh dan dorongan, lingkungan juga sebuah arena yang memberikan kesempatan kepada kemungkinan–kemungkinan ataupun potensi yang dimiliki seorang peserta didik untuk berkembang.

Adapun lingkungan pembelajaran menurut Saroni adalah segala sesuatu yang sangat berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran harus saling mendukung, sehingga peserta didik merasa betah di sekolah dan mau bersungguh-sunggu mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena terpaksa.

Menurut Hamalik , lingkungan merupakan dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang sangat penting. Lingkungan belajar/pembelajaran/pendidikan terdiri dari berikut ini:

  • Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat kelompok besar atau kelompok kecil.
  • Lingkungan personal temasuk individu–individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
  • Lingkungan alam meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
  • Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang bisa dijadikan sumber belajar dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan pembelajaran atau lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri peserta didik dalam alam semesta ini baik berupa lingkungan sosial, lingkungan individu, lingkungan alam, lingkungan kultural dan lingkungan sekitar yang digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan-lingkungan ini menjadi wadah dan sumber daya pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan yang optimal dan agar proses pendidikan dapat berkembang secara efektif dan efisien.

B. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja ialah, untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum serta menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan – peranan tertentu”. 

Menurut Hamalik, suatu lingkungan pendidikan/pembelajaran memiliki fungsi-fungsi yaitu:

  • Fungsi psikologis: suatu rangsangan bersumber dari lingkungan yang kemudian peserta didik akan memberikan responnya dengan menunjukkan tingkah laku tertentu. Rangsangan dan respon ini akan terjadi secara terus menerus yang mengakibatkan peserta didik akan menunjukkan tingkah laku tertentu setiap kali rangsangan yang diberikan oleh lingkungan berbeda. Berarti, lingkungan mengandung makna kemudian melaksanakan fungsi psikologis tertentu.
  • Fungsi pedagogis: lingkungan memberikan pengaruh–pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga – lembaga sosial. Masing – masing dari lembaga ini memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
  • Fungsi instruksional : program ini merupakan suatu lingkungan pembelajaran/pendidikan yang dirancang secara khusus. Guru mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

Share:

Sunday, 11 November 2018

4 Tips Meningkatkan Minat dan Semangat Membaca Buku


Buku merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi manusia, tanpa buku manusia tidak dapat menemukan informasi yang akan diinginkan. Terlebih lagi apabila kita mencari informasi untuk pelajaran, akan sangat sulit proses pembelajaran tanpa adanya sumber ajar yaitu buku. 

Membaca buku merupakan proses manusia mencari informasi yang baru bagi kehidupannya. Di dalam Al-Qur'an ayat paling pertama diturunkan yaitu surah Al'Alaq ayat 1 sampai 5 yang membahas tentang baca. Nabi Muhammad SAW diberi teks dari Malaikat Jibril kemudian teks tersebut disuruh baca oleh Nabi, hingga akhirnya Malaikat mendekte Nabi untuk membacanya, ini merupakan bukti bahwa Islam langsung yang menyeru kita untuk banyak membaca buku. Namun, pada zaman millenial ini, manusia sudah mulai meninggalkan tradisi membaca buku, banyak teman-teman bila di survey sangat sedikit yang membaca buku, bahkan hasil penelitian yang di posting oleh Republika bahwa minat membaca di Indonesia masih rendah dan menduduki peringkat 60 dari 60 negara diungkapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando. Berarti ada yang salah dari orang Indonesia terhadap kegiatan membaca ini, padahal boleh kita membaca apa saja karena akan menambah wawasan kita. Setelah menanyakan dari beberapa orang ternyata kegiatan membaca ini kurang diminati dan harus di tingkatkan. Bagaimana caranya? yuk kita ulas sejenak tips meningkatkan minat membaca:

1. Cari Bacaan yang Menarik
Bagi anda yang belum ada minat membaca, sangat di sarankan untuk melangkahkan kaki ke pustaka atau toko buku, yup disana pasti anda mencari buku dan mau tak mau anda pasti akan mendapatkan buku yang cocok untuk anda. Ingat tidak perlu buku pelajaran, cukup buku yang Judulnya membuat anda menarik dan unik itu yang anda pilih. hal ini agar minat membaca anda meningkat.

2. Baca Tulisan Sampul Belakang Buku
Kenali buku dari tulisan pada Sampul belakang, karena disitulah pusat informasi dari isi buku. Istilahnya Abstrak, yang menyaji isi buku dengan singkat dan jelas.

3. Baca Kata Pengantar Penulis
ada sebagian orang yang berpendapat bahwa membaca kata pengantar penulis membuang-buang waktu. Tapi tidak seperti itu, anda akan mengenal lebih dalam tentang pengarang dan akan membuat anda kagum dengan apa yang hendak anda baca nantinya di bagian isi buku.

4. Membaca di Tempat yang Khusus
kalau saya sering membaca buku di tempat keramaian, ketika lagi menunggu dosen baca buku, tapi bukan buku pelajaran hehehe. Disarankan untuk mencari tempat kesukaan anda untuk membaca, apakah di tempat keramaian, dan di tempat kesunyian. Bisanya cocok membaca buku di tempat kesunyian seperti di dalam ruangan, taman, kamar, dan sebagainya. Akan tetapi tergantung pada jenis buku yang di baca, bila buku yang dibaca menuntut kita untuk fokus harus di tempat kesunyian, begitu juga sebaliknya.

Demikian ulasan singkat semoga bisa diterapkan dalam kehidupan pembaca:)
Share:

Followers

Total Pageviews