Hai sobat kampus, kali ini kita akan membahas tentang Alam Semesta Dini ketika sebelum adanya apapun di jagat raya ini. Langsung saja kita simak ulasannya.
Kita kutip dari ayat Al-Quran dulu ya.
"(Allah Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia kehendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, " Jadilah! " Maka jadilah sesuatu itu. (QS Al-Baqarah: 117)
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan haq (benar), ketika Dia berkata, "Jadilah! " Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti. (QS Al-An'am: 73)
Kemudian bila kita melihat pada surah Ali 'Imran ayat 47 dijelaskan penciptaan Nabi Isa AS. dan Adam AS. yang menjelaskan penciptaan yang tidak sesuai dengan nalar manusia yaitu tanpa proses yang lazim.
Kedua ayat tersebut antara penciptaan langit dan bumi, nabi Adam dan nabi Isa menjelaskan kun Fayakun (jadilah! maka jadilah) memunculkan kesan sulap, dalam arti tanpa proses yang masuk akal, dan sebab-akibat pada proses penciptaannya. Allah SWT memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak ada kesulitan maupun halangan bagi Allah untuk menciptakan sesuai kehendak-Nya.
Terbentuknya Alam Semesta
"Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (kami) , dan Kami benar-benar meluaskannya. (QS Al-Dzariyat: 47).
Langit yang meluas mengingatkan pada pertemuan pergeseran merah (red shift) dari cahaya yang dipancarkan galaksi-galaksi. Artinya, galaksi-galaksi saling menjauh. Diruang angkasa, bintang-bintang maupun galaksi-galaksi tampak menempel pada permukaan langit. Dengan demikian, langit meluas walau mata kita tidak mampu menangkap dan membedakannya.
Apa yang Menyebabkan Alam Semesta Meluas?
Saat ini, Alam semesta meluas. Imajinasi ke masa silam membawa kita pada jagat raya yang lebih kecil dan lebih kecil lagi sampai pada saat awal, nol. Pada titik nol ini jagat raya berawal, yakni dari ledakan atau dentuman besar, The Big Bang.
Tidak terlalu jelas apa sebenarnya yang meledak dan seberapa lama ledakan berlangsung karena pada saat itu yang ada adalah singularitas, ketakberhinggaan. Sebelum The Big Bang terjadi, tidak ada apapun, termasuk materi, ruang, dan waktu. Setelah The Big Bang, terhampar ruang, mengalir waktu, dan tersebar materi serta radiasi. The Big Bang menjadi seperti mantra para ahli fisika saat ini untuk menceritakan kekaburan saat penciptaan jagat raya.
Sudah Berapa Lama Terjadinya The Big Bang?
Waktu dentuman diambil sebagai titik awal waktu nol. Para ahli kemudian membuat keadaan awal yang mampu dibayangkan dan dipikirkan. Energi tertinggi partikel yang dapat kita pikirkan adalah energi ketika gravitasi sekuat gaya lemah, gaya elektromagnetik, dan gaya kuat. Energi ini dikenal sebagai energi Planck, besarnya 2,33×10^22 (23 miliar 300 juta triliun triliun) GeV yang setara dengan 10^22 (sepuluh juta triliun) massa proton. Pada saat temperatur jagat raya ini 10^32 (seratus juta tribun triliun) kelvin, gaya gravitasi memisah dari ketiga gaya lainnya. Kejadian ini berlangsung pada 5,38×10^-44 (538 per seratus juta triliun triliun triliun) detik setelah dentuman besar.
Jagat Raya Terus Mengembang Namun Temperatur Menurun
Ruang waktu terus mengalir, mengembang, dan membesar. Sejalan dengan pengembangan tersebut, temperatur jagat raya pun menurun. Inti atom berat juga mulai terbentuk dalam proses yang berbeda dari pembentukan inti atom ringan.
Inti atom berat terbentuk melalui proses penangkapan netron karena jagat raya telah mengembang dan mending sampai temperatur 3.000 K karena foton tidak cukup energik utnuk membelah atom. Era ini dimulai ketika ekspansi berlangsung sekitar lima puluh ribu tahun sejak Dentuman Besar. Pada waktu ini atom-atom terbentuk dan jagat raya dipenuhi oleh atom hidrogen, helium, foton, neutron, dan anti neutrino. Pada saat ini pula radiasi juga telah mendingin dan foton tidak lagi mendominasi kerapatan jagat raya.
Lalu Kapan Bumi Dan Galaksi Kita Terbentuk
Ekspansi jagat raya terus berlangsung, temperatur menurun dan interaksi antara materi terus terjadi. Setelah Dentuman Besar berlalu sekitar satu miliar tahun, galaksi-galaksi mulai terbentuk. Galaksi-galaksi membentuk gugus galaksi.
Bintang-bintang yang terbentuk dapat mengalami kematian. Bintang yang mati ini sebagian menjadi planet. Matahari adalah bintang terdekat dari planet kita, bumi. Bumi tempat kita berada baru terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Artinya Bumi terbentuk 10 miliar tahun setelah Dentuman Besar, dan galaksi kita BimaSakti sendiri hanya satu dari sekian miliar galaksi yang ada di jagat raya yang diperkirakan telah berusia 15 miliar tahun.
Apa Yang Menjadi Kata Kun Fayakun?
Hal yang sangat menakjubkan dari semua ini adalah awal dari penciptaan itu sendiri, penciptaan dari suatu suara ledekan dor! Kun!. Dimana ledakan itu terjadi sejauh ini belum ada ilmuan yang mengetahui. Yang jelas, ia tidak terjadi di dalam ruang-waktu karena ruang-waktu sendiri masih berada dalam paket yang meledak.
Hal menakjubkan lainnya yang sulit dibayangkan adalah proses-proses penting yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat singkat hanya dalam sepersatu juta detik setelah Dentuman Besar, proton dan netron, terbentuk di lautan sop quark-lepton melalui penggabungan quark up dan quark down. Pada usia satu detik, banyak netron bekonversi menjadi proton. Sedangkan pada satu menit, reaksi nukleosintesis mulai berlangsung. Proses ini sering disebut dengan alam semesta dini.
Bila mengingat jagat raya yang berusia 15 miliar tahun atau sekitar 5×10^17 detik, proses penting yang terjadi saat alam semesta dini berlangsung hanya dalam super-kilasan belaka, 10^-16. Proses rumit hanya terjadi dalam priode sepersekian sampai seratus detik. Sulit dibayangkan oleh orang kebanyakan. Proses bagai sulap dan didahului oleh mantra Sim Salabim. Sulap jagat raya diawali dengan Kun, maka berlangsunglah proses pembentukan jagat raya itu.
Sumber
Purwanto, Agus. 2012.
Nalar Ayat-Ayat Semesta (Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Basis
Kontruksi Ilmu Pengetahuan). Bandung. Mizan