Lesehan Kampus - Hai sobat kampus, kali ini kita akan membahas tentang bagaimana harta itu dibagi oleh Allah kepada setiap keluarga sobat sekalian. Baik tanpa memperpanjang mukaddimah kita bahas trus.
1. Harta (rezeki) Kita Itu Ibarat Air di Dalam Sumur
Jumlahnya tertentuAir sumur itu jumlahnya ya seukuran sumur itu, nggak akan bisa lebih, sangat jarang ada sumur yang sampe tumpeh-tumpeh. Bila kepeduhan, pasti diserap oleh tanah airnya, sehingga tidak mungkin meluap.
Sama kayak jatah rizki untuk kita. Jumlahnya sudah ditakar sedemikian rupa dengan takaran tertentu (Allah yang tentukan).
Dia nggak akan melebihi kapasitas sumur (kita). Artinya kalau kita ngumpulin melewati kapasitas pun, harta itu pasti akan tumpah dan lari ntah kemana-mana, bisa jadi terpakai kebutuhan, bisa hilang di curi orang.
Ketika ditimba (diambil airnya), jumlah air akan kembali seperti semula
Coba deh timba air sumur. Misal awalnya permukaan air 2 meter dari atas. Terus kita timba sampe kira-kira sekarang permukaan air sekitar 3 meter dari atas. Kan air jadi berkurang tuh (air sumur jadi hilang setinggi 1 meter).
Kemudian coba biarkan saja beberapa waktu. Atau tunggu sampe besok. Insyaa Allah besok air sumur itu akan kembali ke ketinggian semula.
Nah harta kita juga begitu. Kita sedakahin banyak sekalipun, dia akan kembali lagi (dalam bentuk balasan dari Allah). Bahkan balasan dari Allah setidaknya akan 10x lipat dari yang kita sedekahkan.
Yang jelas semakin banyak yang kita keluarkan, maka semakin banyak akan bertambah kembali. Jadi, jangan takut kekurangan / habis harta untuk sedekah. Toh, jika tidak kita keluarkan untuk sedekah, dia akan habis dalam bentuk yang lain juga.
2. Harta (Rezeki) Kita Itu Ibarat Makanan dalam Tubuh
Katakanlah semua rizki untuk kita adalah semua makanan yang kita makan. Apakah semua makanan tersebut akan kita pertahankan mati-matian di dalam tubuh?Tentu saja tidak.
Dari keseluruhan makanan yang kita konsumsi, ada bagian yang memang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan bersifat merusak dan harus segera dikeluarkan lewat kotoran, keringat, dll.
Rizki yang ada di kita juga begitu. Ada bagian dari rizki kita yang harus kita keluarkan melalui zakat, sedekah, hibah, hadiah, waqaf, qurban, dll
Orang yang nggak mengeluarkan hartanya selama bertahun-tahun ibarat orang yang tidak buang air kecil dan besar selama bertahun-tahun juga.
Sakit, bahkan Mati!!.
3. Harta (rezeki) Kita, Mau di Ambil dengan Cara Halal atau Cara Haram, Angkanya Akan Tetap Sama
Iya, Allah sudah mengatur jatah rizki untuk masing-masing kita. Namun Allah memberikan pilihan ke kita. Kita mau jemput rizki itu dengan cara yang halal, atau dengan cara yang haram.Misal si A sudah Allah tetapkan jatah rizki-nya di tahun 2019 ini sebesar Rp 1 milyar.
Karna berbagai kondisi, dia memilih untuk mendapatkan rizki itu dengan cara haram, dia melakukan korupsi, angkanya Rp 1 milyar.
Dalam pemahaman dia, dia mendapatkan Rp 1 milyar itu dengan cara korupsi, kalau tidak korupsi, tidak akan dapat.
SALAH!
Rp 1 milyar itu memang jatah dia. Sayangnya dia memilih cara jemput yang haram.
Andai dia bersabar sebentar, in syaa Allah akan Allah tunjukkan cara yang halal, krn jatah itu akan tetap jatuh ke tangan dia.
Intinya, mau kita pake cara yang halal atau haram, rizki kita segitu-gitu juga, nggak akan nambah, dan nggak akan berkurang.
Dengan jalan halal, kita akan mulia. Dengan jalan haram, kitanya hina, hartanya juga. Padahal besar angka yang kita dapat dengan cara halal / haram, sama saja.
Lalu, kenapa harus memilih cara-cara haram kan?
Nah dari penjelasan di atas menunjukkan betapa bagusnya bila harta kita infakkan. Selain jumlahnya tidak berkurang, malah di lipat gandakan dan mendapatkan fahala.
Penulis : Tgk Arrazi Ibrahim, dengan ilmu, pemahaman, ide, bantuan, dan koreksi dari Tgk Salamuddin Abubakar Yusuf
Halaqah Ilmu Agama
0 komentar:
Post a Comment