Sunday, 3 February 2019

Inilah Prinsip-Prinsip Fisika Pada Pesawat Terbang (Penyebab Pesawat Dapat Terbang


Lesehan Kampus - Apakah sobat kampus pernah melihat pesawat terbang atau menumpanginya? Kebanyakan dari kita seharusnya sudah pernah melihat bahkan melakukan paling tidak salah satu dari hal tersebut, “memperhatikan” ataupun “menumpangi”, baik itu “pesawat terbang” (dalam tanda kutip) ataupun pesawat terbang.

Di sini kita akan memfokuskan pembahasan prinsip-prinsip fisika pada pesawat. Pesawat ini telah memperkecil dunia. Sejak pertama kali dibuat oleh Wright bersaudara pada tahun 1903 silam, sudah ribuan “burung besi” dibuat dan berhasil diterbangkan di seluruh penjuru dunia. Hal ini tentunya menimbulkan rasa takjub bagi orang-orang yang melihatnya.

Mengapa logam ini (pesawat) bisa terbang?

Terkadang sulit bagi kita membayangkan bagaimana bisa sebuah bongkahan logam yang beratnya empat ratus ton membawa manusia terbang di udara selama berjam-jam pada ketinggian rata-rata 10 kilometer.  Hal ini disebabkan oleh persamaan Bernoulli ketika sebuah fluida (entah apakah itu air, semilir angin, atau hasil buang gas orang di sebelah Anda) bergerak lebih cepat, tekanan fluida tersebut terhadap lingkungan sekitarnya akan berkurang.
Prinsip Bernoulli merupakan sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan pada suatu aliran fluida, peningkatan kecepatan fluida akan menurunkan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan, jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi pada titik lain di jalur aliran yang sama. Prinsip ini dikembangkan dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernamaDaniel Bernoulli.

Apakah prinsip Bernoulli cukup?             

Apa hubungannya dengan pesawat terbang? Menurut orang-orang yang sudah puas akan prinsip Bernoulli sebagai satu-satunya penyebab di balik kemampuan pesawat terbang, sayap pesawat dirancang sedemikian rupa dengan bagian atas yang lebih melengkung daripada bagian bawah. Dengan rancangan sayap seperti itu, menurut mereka, ketika udara melalui sayap pesawat, udara yang melintas di bagian atas akan bergerak lebih jauh. Karena waktu yang tempuh udara di atas sayap dan di bawah sayap sama (asumsi waktu transit sama), kecepatan udara di atas sayap pasti menjadi lebih besar. Artinya, tekanan di atas sayap lebih kecil daripada tekanan di bawah sayap. Adanya perbedaan tekanan ini menyebabkan munculnya gaya tekan udara, yang ketika dijumlahkan gaya tersebut mengarah ke atas. Hal inilah yang menjadi sebab utama pesawat dapat terbang keatas.

Penampang Sayap ketika dialiri udara, bagian atas sayap kecepatan udaranya lebih
cepat dibandingkan dibawah sayap
Sebenarnya teori tersebut hampir semuanya benar, kecuali untuk satu hal: ketika mengasumsi waktu transit sama hampir tidak berlaku pada fenomena kehidupan sehari-hari. Tidak ada alasan bagi udara yang terpecah ke atas dan ke bawah sayap hanya untuk kembali bertemu dalam waktu bersamaan. Dengan demikian, meski mungkin aliran udara di bagian atas sayap memang mengalir lebih cepat dibandingkan di bawah sayap, perbedaan kecepatan yang ada tidak akan mampu untuk mengangkat pesawat bila hanya Prinsip Bernoulli yang diperhitungkan. Prinsip Bernoulli mengatakan, Supaya perbedaan kecepatan itu bisa cukup, sayap pesawat harus dibuat sedemikian melengkung layaknya punggung ikan paus! Akan tetapi, sayap yang seperti itu hanya akan lebih membebani pesawat lagi sehingga akan jauh lebih sulit untuk sekadar mengangkat pesawat.

Konsep fisika apa lagi yang mengangkat logam berat ?


Lalu, bila bukan hanya karena Prinsip Bernoulli, terus apa faktor utama yang menyebabkan pesawat bisa terbang? Nah, Sekarang serahkan penjelasan ini kepada Isaac Newton (1642-1727). Newton, sebagaimana banyak orang ketahui, terkenal terutama atas ketiga hukum tentang gerak dan juga hukum gravitasi-nya Newton (ingat masih ada teori gravitasi Einstein selain teori Newton). Ketiga hukum Newton ini sangat berguna karena dapat diaplikasikan pada hampir semua kondisi alam semesta, selama benda yang ditinjau tidak begitu ringan (lebih ringan dari sebuah elektron) atau tidak bergerak terlalu cepat (mendekati kecepatan cahaya). Kalau begitu, bagaimana hukum Newton diaplikasikan pada sayap pesawat terbang?

Rancangan sayap yang telah dirancang pada penjelasan Prinsip Bernoulli, selain membuat aliran udara yang sedikit lebih cepat pada bagian atas sayap dibandingkan pada bagian bawah, ternyata juga menghembuskan udara yang dibelahnya ke arah bawah. Mengapa terjadi? Ini semua berawal dari kenyataan bahwa sebuah fluida yang mengalir di permukaan sebuah benda lengkung akan cenderung untuk mengikuti bentuk lengkung benda (meskipun pada akhirnya akan menyimpangkan arah laju fluida) sebelum kemudian melanjutkan perjalanan. Efek ini dikenal dengan Efek Coandă, merujuk pada ahli aerodinamika Henri-Marie Coandă (1885-1972). Contoh efek Coandă dalam kehidupan sehari-hari dapat di lihat pada aliran air yang berbelok di sekitar lengkungan kepala sendok (bisa coba juga pada permukaan gelas).


Sekarang coba bayangkan udara yang mengalir di atas dan di bawah pada sayap pesawat. Sayap pesawat membelah aliran udara menjadi ke atas dan ke bawah sayap, dan sesuai dengan efek Coandă, udara yang mengalir pada sayap pesawat akan mengikuti bentuk lekukan sayap. Di sinilah kunci prinsipnya. Bentuk sayap yang sedemikian rupa membuat udara yang mengalir di atas “diarahkan” sehingga dengan demikian lebih banyak udara yang dihembuskan ke bawah. Dari fakta ini, sesuai hukum 3 Newton, ketika udara yang dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat. Sehingga hal inilah yang menjadi gaya angkat pesawat!

α merupakan angel (sudut) sayap pesawat terhadap badan pesawat (tidak tegak lurus)
Ada satu penyebab lagi. Jika kita lihat penampang sayap pesawat dari samping pesawat, akan kita dapati bidang sayap pesawat tidaklah sejajar dengan tubuh pesawat, tetapi agak miring di bagian depan (angle of attack) dengan sudut berkisar  4 derajat untuk pesawat-pesawat kecil. Dengan bentuk seperti ini, udara yang melewati pesawat akan sedikit “tertahan” di bagian bawah sayap, sehingga mendorong sayap ke atas. Fenomena serupa dapat kita rasakan jika kita merentangkan tangan keluar kaca jendela mobil yang melaju dan menaikkan sisi yang menghadap arah angin sedikit. ketika itu akan ada dorongan cukup kuat ke atas. Prinsip-prinsip inilah, dengan sedikit kontribusi prinsip Bernoulli, yang akan menjadi faktor utama di balik terbangnya sebuah pesawat. Semoga bermanfaat.

Sumber:
hasil diskusi dosen.
http://majalah1000guru.net/2013/08/pesawat-terbang/
https://putrarawit.wordpress.com/2015/03/14/prinsip-kerja-pesawat-terbang-hukum-bernoulli/
Share:
Lokasi: Banda Aceh, Banda Aceh City, Aceh, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Total Pageviews