Lesehan Kampun – Sifat huruf artinya sesuatu yang
tidak pernah lepas dari huruf. Sifat akan selalu melekat pada huruf dalam
kondisi berharakat baik fathah, kasrah, dhammah, maupun sukun.
Sifat huruf ialah ciri-ciri dari suatu huruf,
apabila kita mengucapkan huruf di dalam Al-Qur’an tidak sesuai dengan sifat
pada huruf tersebut. Maka kita akan mengucapkan huruf tapi bukan huruf itu yang
kita baca. Sebagai contoh, ketika anda berjumpa dengan teman, kemudia anda
menyebutkan ciri-cirinya satu persatu kepada abang anda, tiba-tiba abang anda
membantah, si fulan kulitnya bukan hitam. Begitu juga dengan huruf di dalam
Al-Qur’an, ketika salah membacakan sifatnya maka salah pula pengucapan
hurufnya.
Urgensi Mempelajari Sifat Huruf
Mengkaji sifat huruf sangat penting. Jika kita
mengucapkan satu huruf, dan ada kesalahan pada satu sifat saja dari semua sifat
huruf itu, maka dianggap huruf itu belum dibaca. Contoh pada awal diatas
menggambarkan sifat huruf dengan sifat manusia, jika salah menyebutkan sifat dari
satu sifat orang tersebut, maka bukan itu orangnya, tapi orang lain. Jika satu
sifat huruf saja salah kit abaca, maka bukan huruf itu yang kit abaca, tapi
huruf lain. Sehingga huruf itu belum dibaca.
Sebagai contoh saat mengucapkan huruf ظَ, ketika kita salah membaca sifat tebal
huruf tersebut menjadi tipis, maka akan berubah menjadi ذَ. Contoh lain pada
huruf صَ tidak di baca tebal, maka akan berubah menjadi huruf سَ. Selanjutnya
ketika kita membaca kata نَضِجَت akan tetapi huruf ن terbaca tebal maka akan
menjadi no, sehingga kita mengucapkan kullama dodijat, padahal no tidak ada
dalam bahasa arab. Banyak contoh lain ketika kita membaca Al-Qur’an tidak
menggunakan kaidah sifat huruf, maka huruf akan berubah menjadi huruf yang
lain, bahkan kita tidak mengetahui huruf tersebut merupakan huruf hijaiyah atau
tidak.
Bentuk-Bentuk Sifat Huruf
Sifat huruf ada 17. 17 sifat ini terbagi menjadi
dua, yaitu sifat yang ada lawan dan yang tidak ada lawan. Sifat yang ada lawan
berjumlah 5 sifat, lawannya 5 sifat, sehingga jumlahnya 10 sifat. Sementara
sifat yang tidak ada lawan ada 7 sifat. Dari 17 sifat ini, setiap satu huruf
hijaiyah dalam Al-Qur’an setidaknya paling sedikit memiliki 5 sampai 7 sifat
Sifat yang memiliki lawan
1. Jahrun (جهر) ><
hamsun (همس)
2. Syiddah (٥شدّ) >< Rakhawa (رخاوة)
3. Isti’la (إستعلاة) >< Istifal (إستفال)
4. Ithbaq (إطباق) >< Infitah (إنفتاح)
5. Ishmat (إصمات) >< Izlaq (إذلاق)
Sifat yang tidak memiliki lawan
1. Shafir (صفير)
2. Qalqalah (قلقلة)
3. Lin (لين)
4. inhiraf (إنحراف)
5. Takrir (تكرير)
6. Tafasysyi (تفشّي)
7. Istithalah (إستطاله)
A. Sifat Huruf yang Memiliki Lawan
Sifat yang berlawan pada huruf Al-Qur’an memiliki 10
sifat, yaitu
1. Hamsun x Jahrun
-
Definisi Hamsun: “Suara berdesis dan pita suara tidak
bergetar”.
Huruf-huruf hamsun: ف ح ث ه ش خ ص س ك ت atau (فَحَثَّهُ
شَخْصٌ سَكَتْ)
- Definisi Jahrun: “Suara tidak berdesis dan pita
suara bergetar”.
Huruf-huruf Jahrun: seluruh huruf hijaiyah selain
huruf-huruf hamsun.
2. Syiddah >< Rakhawah
- Definisi Syiddah: “ Makhraj huruf menempel kuat
sehingga suara berhenti dengan sendirinya tanpa dikendalikan". Makraj
huruf menempel kuat disebut dengan mu’thayat syiddah (proses syiddah). Suara
berhenti dengan sendirinya disebut dengan natijah syiddah (hasil syiddah). Jadi
sifat syiddah memiliki mu’thayat syiddah dan natijah syiddah.
Huruf Syiddah: أ
ج د ق
ط ب ك
ت. Atau (أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ). Kalimat ini ada yang mengartikan, "Saya menemukan kucing menangis". ada juga yang mengartikan, "Saya menemukan Qathin Menangis".
- Definisi Rakhawa: "Makhraj huruf tidak menempel kuat sehingga suara berjalan. Jika berhenti, maka itu karena dikendalikan. "Makhraj huruf tidak menempel kuat disebut dengan mu'thayat rakhawah (proses rakhawah). Suara berjalan disebut dengan natijah rakhawah (hasil rakhawah). Jadi sifat rakhawah memiliki mu'thayat rakhawah dan natijah rakhawah.
Huruf-huruf rakhawah: seluruh huruf hijaiyah selain huruf-huruf syiddah dan bainiyyah.
- Definisi Bainiyyah: "sifat antara syiddah dan rakhawah". Huruf-huruf Bainiyyah ada lima.
Huruf-huruf Bainiyyah: ل ن ع م ر, atau (لِنْ عُمَرْ). Artinya, "Lembutlah wahai Umar". Sebenarnya, pada syiddah dan rakhawah ada mu'thayat (proses) dan natijah (hasil). Pada syiddah, mu'thayat dan natijahnya syiddah. Begitu juga pada rakhawah, mu'thayat dan natijahnya rakhawah. Kita detailkan menjadi:
Syiddah:
Mu'thayat Syiddah : makhraj huruf menempel kuat.
Natijah Syiddah : suara berhenti.
Rakhawah:
Mu'thayat Rakhawah : makhraj huruf tidak menempel kuat.
Natijah Rakhawah : suara berjalan.
Bainiyyah terjadi karena perbedaan antara mu'thayat dan natijah, atau karena mu'thayat syiddah dan rakhawah bersatu, atau karena natijah syiddah dan rakhawah bersatu. Pada (ل) , (م), (ن) , mu'tjayatnya syiddah, tapi natijahnya rakhawah. Bedanya (ن) dan (م) suara keluar dari hidung, sementara (ل) suara keluar dari mulut. Karena mu'thayat syiddah tapi natijah rakhawah, maka (ل) , (م), (ن) bukan syiddah dan bukan rakhawah, akan tetapi bainiyyah.
Sementara huruf (ع) menggabungkan dua natijah. Pertama suaranya berjalan (natijah rakhawah), kemudian suaranya berhenti (natijah syiddah). Sehingga (ع) bukan syiddah dan bukan rakhawah, tapi bainiyyah.
Kemudian, huruf (ر) menggabungkan dua mu'thayat. Karena ketika mengucapkan (ر) lidah menempel kuat, kemudian terlepas. Menempel kuat lagi, dan terlepas lagi. Ketika lidah menempel kuat disebut mu'thayat syiddah dan ketika lidah terlepas disebut mu'thayat rakhawah.
Syiddah:
Mu'thayat Syiddah : makhraj huruf menempel kuat.
Natijah Syiddah : suara berhenti.
Rakhawah:
Mu'thayat Rakhawah : makhraj huruf tidak menempel kuat.
Natijah Rakhawah : suara berjalan.
Bainiyyah terjadi karena perbedaan antara mu'thayat dan natijah, atau karena mu'thayat syiddah dan rakhawah bersatu, atau karena natijah syiddah dan rakhawah bersatu. Pada (ل) , (م), (ن) , mu'tjayatnya syiddah, tapi natijahnya rakhawah. Bedanya (ن) dan (م) suara keluar dari hidung, sementara (ل) suara keluar dari mulut. Karena mu'thayat syiddah tapi natijah rakhawah, maka (ل) , (م), (ن) bukan syiddah dan bukan rakhawah, akan tetapi bainiyyah.
Sementara huruf (ع) menggabungkan dua natijah. Pertama suaranya berjalan (natijah rakhawah), kemudian suaranya berhenti (natijah syiddah). Sehingga (ع) bukan syiddah dan bukan rakhawah, tapi bainiyyah.
Kemudian, huruf (ر) menggabungkan dua mu'thayat. Karena ketika mengucapkan (ر) lidah menempel kuat, kemudian terlepas. Menempel kuat lagi, dan terlepas lagi. Ketika lidah menempel kuat disebut mu'thayat syiddah dan ketika lidah terlepas disebut mu'thayat rakhawah.
3. Isti'la >< Istifal
- Definisi Isti'la : Terangkatnya pangkal lidahHuruf-huruf isti'la: خ ص ض غ ط ق ظ. atau (خٌصَّ ضَغْطٍ قِظْ), artinya, "maka di tempat yang kecil tinggallah.
- Definisi Istifal: Tidak terangkatnya pangkal lidah
Huruf-huruf istifal: seluruh huruf selain huruf -huruf isti'la.
4. Ithbaq >< Infitah
- Definisi Ithbaq: Terangkatnya pangkal dan tengah lidah.Huruf-huruf Itbaq: ص ض ط ظ.
- Definisi Infitah: Tidak terangkatnya pangkal dan tengah lidah.
Huruf-huruf Infitah: Seluruh huruf hijaiyah selain huruf-huruf ithbaq.
5. Izlaq >< Ishmat
- Definisi Izlaq: Huruf-huruf yang mudah diucapkan.
Huruf-hurufnya: فِرَّ مِنْ لُبْ) .ف ر م ن ل ب). keenam huruf ini mudah diucapkan oleh orang Arab, sehingga mayoritas kosa kata dala bahasa Arab memiliki salah satu dari keenam huruf ini.
- Definisi Ishmat: Huruf-huruf yang sulit diucapkan.
Huruf-huruf Ishmat: seluruh huruf hijaiyah kecuali huruf-huruf Izlaq.
B. Sifat Huruf yang Tidak Memiliki Lawan
1. Shafir
- Definisi Shafir: Secara bahasa artinya suara yang mirip dengan suara hewan bersayap. Secara istilah, Shafir adalah, suara tambahan yang keluar di antara ujung lidah dan gigi seri.
Huruf-huruf Shafir: ص ز س.
2. Qalqalah
- Definisi Qalqalah: Secara bahasa artinya ledakan. Secara istilah Qalqalah adalah pantualan suara.
Huruf-huruf Qalqalah : ق ط ب ج د. atau: (قُطُبُ جَدٍ). Quthb artinya yang paling tinggi. Jadin artinya kesungguhan. Makna kalimat ini adalah sebuah ketinggian haruslah dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
3. Lin
- Definisi Lin: Secara bahasa artinya lembut. Secara istilah, Lin artinya mengeluarkan huruf dengan mudah.
Huruf-huruf Lin: adalah waw sukun dan ya sukun yang sebelumnya fathah: (أَوْ) dan (أَيْ).
4. Inhiraf
- Definisi Inhiraf: Secara bahasa artinya melenceng, membelok, miring, condong dan kesalahan. Secara istilah, ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa inhiraf artinya "huruf yang salah di ucapkan tanpa sengaja".
Huruf-huruf Inhiraf: ر ل.
Contoh kesalahan pada huruf (ل), pada kata waqulna (وَقُلْنَا) sering dibaca waqunna (وَقُنْنَا). Huruf (ر) sering dibaca menjadi huruf lain, seperti (بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَانِ) tanpa sengaja dibaca (بِسْمِ اللهِ وْرَ حْمَانِ).
Pendapat kedua mengatakan bahwa inhiraf secara bahasa artinya, "melencengnya, atau membeloknya suara ketika mengucapkan huruf (ر) dan ( ل)". Karena ketika mengucapkan huruf ini, ujung lidah naik ke atas, sehingga suara keluar yang melaju lurus menjadi membelok karena ditahan oleh lidah yang tegak ke atas.
5. Takrir
- Definisi Takrir: Secara bahasa artinya berulang. Secara istilah takrir adalah, "Berulangnya ujung lidah ketika mengucapkan huruf".
Huruf Takrir: adalah (ر).
6. Tafasysyi
- Definisi: Secara bahasa artinya menyebar. Secara istilah adalah, Menyebarnya angin ketika sedang mengucapkan suatu huruf".
Huruf Tafasyisyi: (ش).
7. Istithalah
- Definisi: Istithalah secara bahasa artinya memanjang. Secara istilah, istithalah artinya, "Huruf Hijaiyah yang makhrajnya panjang".
Huruf Istithalah (ض)
0 komentar:
Post a Comment